Mengenal Nama-Nama Khas Kasta di Bali dan Sejarahnya
Tidak bisa dipungkiri bahwa etnis Bali sangat menjaga tradisi yang diwariskan oleh para leluhur. Salah satu yang masih dipegang erat oleh masyarakat Bali adalah sistem kasta. Sistem ini memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pemberian nama kepada anak.
Anda mungkin pernah mendengar nama Wayan, Cokorda, Made, dan nama-nama khas Bali lainnya. Ternyata dari nama tersebut orang Bali bisa mengetahui status sosial, urutan kelahiran, serta jenis kelamin sang pemilik nama.
Jenis-Jenis Kasta di Balidan Nama Khasnya
Sistem kasta merupakan salah satu warisan leluhur yang digunakan untuk menunjukkan status sosial seseorang. Meskipun masyarakat Bali modern cenderung lebih fleksibel dalam menyikapinya, sistem ini masih tetap dipertahankan terutama dalam acara tertentu seperti pernikahan dan upacara adat.
![]() |
Ilustrasi nama nama kasta di Bali |
Kasta bersifat turun temurun, yang berarti gelar kebangsawanan diwariskan kepada anak cucu. Tujuannya adalah agar mereka mengingat keistimewaan leluhur, meskipun saat ini mereka tidak lagi menduduki profesi sesuai dengan kasta yang disandang.
Berikut 4 jenis kasta yang ada di Bali:
Brahmana
Brahmana merupakan kasta tertinggi dalam tatanan masyarakat Bali. Pada zaman dahulu, hanya pemuka agama beserta keluarganya yang berada di kasta ini. Orang-orang dengan kasta Brahmana tinggal di kompleks hunian bernama griya yang diwariskan secara tur temurun.
Saat ini tidak semua keturunan kasta Brahmana menjabat sebagai pemuka agama. Beberapa orang menjalani profesi di bidang lainnya. Keturunan kasta ini biasanya menggunakan gelar Ida Bagus (laki-laki) dan Ida Ayu (perempuan).
Ksatria
Kasta ini biasa diisi oleh bangsawan yang merupakan anggota kerajaan. Di masa lalu, keturunan kasta ksatria tinggal di area tertentu, seperti puri yang diwariskan oleh para leluhur. Namun, saat ini banyak anggota kasta ksatria yang tinggal di tempat lain dengan profesi beragam.
Gelar yang digunakan oleh keturunan kasta ksatria cukup banyak, seperti Cokorda yang disingkat Cok, Anak Agung yang disingkat Gung, dan Desak. Beberapa anggota kasta juga menggunakan nama Dewa (laki-laki) atau Dewa Ayu (perempuan).
Waisya
Waisya merupakan kasta para pedagang atau orang yang berkecimpung dalam bidang industri. Namun, saat ini anggota kasta waisya telah memasuki berbagai profesi di lintas bidang. Gelar yang sering digunakan oleh keturunan waisya adalah Ngakan, Kompyang, Sang, dan Si.
Sudra
Sudra adalah kasta terendah dalam masyarakat Bali. Keturunan kasta ini tidak mempunyai gelar, namun mereka mengacu pada urutan kelahiran dalam pemberian nama kepada anak. Misalnya Wayan untuk anak pertama, Made untuk anak kedua, dan Nyoman untuk anak ketiga.
Sejarah Kasta di Bali
Kasta pertama kali ditemukan di Indonesia pada akhir abad ke-14 di zaman akhir kerajaan Hindu Majapahit. Hal ini membuktikan bahwa kasta baru dikenal setelah kerajaan tersebut runtuh. Bukti yang menguatkan adalah Patih Gajah Mada lahir dari keluarga yang bukan brahmana atau ksatria.
Bukti lainnya adalah Damar Wulan yang merupakan penggembala kuda bisa menjadi rasa di Majapahit dan mengubah nama menjadi Brawijaya. Tidak hanya itu, Mpu Sendok yang seorang brahmana juga mempunyai anak yang menjadi ksatria.
![]() |
nuansa alam dan sisa kerajaan di bali |
Sejarah kasta di Bali dimulai ketika daerah tersebut masih terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Belanda mempraktekkan sistem kasta dengan nama yang diambil dari ajaran Catur Warna untuk memecah belah masyarakat.
Karena hal ini, masyarakat etnis Bali menjadi bingung dalam membedakan ajaran Catur Warna dan kasta. Kesalahpahaman terus berkembang dan dibiarkan begitu saja oleh orang-orang yang dianggap mempunyai kasta tinggi.
Contoh Nama Sesuai Kasta
Nama Bali sangat khas karena tidak digunakan di daerah lain. Bagi Anda yang penasaran dengan nama-nama Bali sesuai kasta, simak contoh berikut ini:
- Brahmana: I Wayan Rendra, Ida Ayu Dewi, Ida Bagus Kresna
- Ksatria: Cokorda Satriya, Anak Agung Ayu Yudita, Anak Agung Raka
- Waisya: I Gusti Agung, I Wayan Widya, I Made Hartawan
- Sudra: I Nyoman Besari, Ni Luh Ayudia, I Wayan Restu
Seiring berkembangnya zaman, masyarakat etnis Bali tidak terlalu kaku dalam menerapkan sistem kasta. Mereka masih menggunakan sistem kasta dalam hal penamaan anak, tetapi tidak dalam hal kekuasaan atau jabatan. Bahkan keturunan sudra mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin.
1 comment